Jajanan Generasi 90-an yang Masih Dicari Sampai Sekarang

Jogjania | 05 April 2017 | #Kuliner

Siapa disini yang merupakan generasi 90-an? Masih inget nggak jajanan-jajanan masa kecil kalian? Jaman pas mau jajan apa aja nggak khawatir sakit perut. Dikasih uang saku pas-pas an juga tetep bisa jajan sampai kenyang. Ternyata,  banyak dari jajanan tersebut yang masih eksis sampai sekarang lho. Apa aja sih? Yuk kita kulik.

Gulali

Permen gulali adalah salah satu makanan tradisional khas Indonesia yang sangat terkenal pada masanya yakni di era tahun 90an. waktu itu belum banyak permen kemasan seperti sekarang sehingga anak-anak lebih suka membeli gulali yang dijual oleh para pedagang keliling. Gulali pada dasarnya ada banyak jenis. Jenis yang paling terkenal dan mungkin paling tradisional adalah gulali yang dibuat dari gula jawa yang memiliki warna coklat kehitaman dan biasanya ditusuk dengan batang kayu kecil. Namun untuk menarik perhatian, gulali ini diberi pewarna dan dibentuk sedemikian rupa.

Mie Lidi

Satu lagi jajanan masa kecil yang populer dimana-mana hingga sekarang,yakni mie lidi atau sering disebut mie biting. Mie lidi ini merupakan mie kering yang memiliki bentuk bermacam-macam dengan variasi ukuran yang bisa di atur sesuai selera. Mulai dari mie lidi biting kering yang berdiameter kecil, sedang sampai mie lidi yang bentuknya agak besar. Untuk panjang mie lidi rata-rata kurang lebih 10 cm. Mie lidi yang dulunya hanya memiliki rasa gurih,asin,pedas, kini makin bervariatif. Ada rasa keju, balado, barbekiu, atau jagung bakar. Satu bungkus mie lidi pada umumnya di jual sekitar Rp 5.000,00 hingga Rp 15.000,00 per bungkusnya.

Rambut Nenek

Pernah makan kerupuk renyah dengan isian gulali halus, disebut juga dengan rambut nenek? Sekitar tahun 2000-an jajanan berbentuk bulat gepeng seperti kerupuk pipih dengan warna merah muda ini mudah ditemui. Lempengan kerupuknya terbuat dari tepung beras yang diberi perasa strawberry berwarna merah. Dilengkapi dengan isian 'rambut nenek' yaitu gulali berbentuk menyerupai benang-benang halus mirip seperti rambut. Rambut nenek sendiri terbuat dari tepung terigu yang dimasak dengan minyak goreng , setelah itu didinginkan, kemudian masak gula dengan air hingga berbusa dan mengental, aduk hingga membentuk adonan. Agar bentuknya seperti benang, adonan tadi diratakan dan ditarik selagi panas hingga berbentuk lembaran-lembaran halus. Rata-rata harga untuk seplastik rambut nenek lengkap dengan kerupuknya kini dijual dengan harga Rp 8.000, isi 5 buah.

Permen Davos

Siapa coba yang nggak kenal permen ini? Rasanya permen sudah ada dari jaman ibu bapak kita masih muda ya. Nama Davos diambil dari nama sebuah kota di Swiss yang berhawa sejuk sehingga pas dengan produk perusahaan ini, yaitu permen mint / menthol. Bungkus permen ini khas yakni warna biru tua dengan tulisan warna putih. Permennya sendiri berwarna putih. Di tengah persaingan pasar permen yang sangat banyak sekarang ini, ternyata permen ini masih dapat bertahan dengan ciri khasnya lho. Permen Davos tetap setia dengan tampilan dan citarasa yang asal. Permen Davos dibuat dari 98 persen gula pasir dan sisanya mentol serta zat pengikat. Tidak ada zat pewarna, pegawet maupun pemanis untuk produk ini. Saat ini harga permen Davos di pasaran kalau tidak salah Rp 1.000,00 per bungkus. Ada yang belum pernah mencoba?

Es Gosrok

Es gosrok atau es serut termasuk salah satu jajanan favorit generasi 90-an yang mulai langka. Es ini dibuat dengan cara menggosokkan es batu berbentuk balok pada sebuah meja yang sudah dipasangi pisau kemudian digerakkan maju mundur ini. Nantinya es batu akan menjadi butiran kecil-kecil seperti salju dan bisa dibentuk sedemikian rupa. Untuk memberikan rasa manis dan kesan menarik, biasanya penjual membubuhkan cairan pemanis yang diberi warna bermacam-macam. Biasanya merah, hijau, biru, kuning. Sekarang es ini hadir kembali dengan kemasan yang cukup besar. Biasanya dikemas dalam wadah kerucut terbalik dan disusun hingga menjulang. Buat kalian yang ingin menikmati jajanan ini harap jangan lupa memperhatikan dengan seksama ya. Jaman dulu sih kita seneng-seneng aja makan es ini tanpa takut sakit karena khawatir zat pewarna berbahaya. Namun sekarang memang harus lebih berhati-hati ya. Tidak semua penjual menggunakan pewarna makanan yang dibolehkan untuk makanan.