Mereka yang Masih Giat Mencari Nafkah Meski Sudah Lanjut Usia

Jogjania | 05 April 2017 | #Serba - Serbi

 

Berapa usia kalian sekarang ? Dua puluh, dua puluh lima, atau tiga puluh tahun? Apa kalian sudah pernah merasakan bagaimana susahnya mencari uang di jaman sekarang ini? Nah buat kalian yang merasa bahwa mencari kerja untuk mendapatkan uang itu susah, nih kalian harus baca perjuangan para kakek dan nenek ini untuk bertahan hidup.
Bukan hanya lanjut usia lagi, mereka seharusnya tinggal duduk manis menikmati hari tua ditemani sanak keluarga. Tapi nyatanya demi terus mencukupi kebutuhan hidup, hingga usia senja mereka masih giat bekerja. Berikut kakek nenek dengan semangat yang luar biasa.

 

Lopis Mbah Satinem

Mbah Satinem adalah salah satu penjual lopis legendaris di Jogja yang sudah berjualan sejak 1963. Setiap jam enam pagi, Mbah Satinem selalu berjualan di pertigaan Bumijo,tak jauh dari Tugu Jogja. Selain lopis, ada juga aneka jajanan pasar lainnya seperti thiwul, gatot, juga cenil. Kalian bisa membeli jajanan disini dari harga Rp 5.000,00 aja lho.Itupun sudah dapet banyak.

Gudeg Mbah Lindu

Bernama asli Setyo Utama atau yang lebih akrab dipanggil Mbah Lindu, nenek yang berusia hampir satu abad ini sudah menggelar dagangannya di pos sejak pukul 5.00 hingga pukul 10.00 WIB. Mbah Lindu biasa duduk di antara panci dan wakul besar dibantu anak kelimanya Ratiyah, 55 tahun. Awalnya ia harus berjualan keliling menelusuri Yogya dengan kaki dari rumahnya di Klebengan Caturtunggal E 6 Depok Sleman ke kawasan Kaliurang. Diketahui pula bahwa mbah Lindu berjualan pada masa empat sampai lima pincuk nasi gudeg hanya seharga satu sen.

Burger Mbah Wadi

Mbah Wadi, seorang penjual hamburger legendaris di Yogyakarta yang sudah berusia lanjut, harus mengayuh sepedanya sejauh 70 kilometer setiap hari demi mencari rezeki. Setiap pagi Mbah Wadi, yang dikenal juga dengan mama Mbah Dongkrak ini mengayuh sepedanya dari rumahnya di Imogiri, Bantul, tak jauh dari makam raja-raja, sampai dengan Jalan Kaliurang, Sleman sekitar kampus UGM. Namun karena tenaganya yang tak sekuat dulu, kakek ini mengaku tak jarang pulang 3 hari sekali. Kalian yang kebetulan bertemu beliau, jangan lupa dibeli ya burger dengan merk Burger Dinar ini. Hanya Rp 7 ribu per porsinya.

Wedang Ronde Mbah Payem

Siapa tak tahu wedang ronde? wedang yang merupakan minuman hangat ini nikmat dinikmati di malam hari. Bagi kalian yang kebetulan berada di daerah alun-alun utara, patut mencoba Wedang Ronde mbah Payem, timur perempatan Kauman. Meskipun sudah berusia 85 tahun, beliau tetep semangat berjualan. Mbah Payem ini terkenal suka melucu. Tak jarang beliau curhat tentang penyakitnya kalo lagi sepi. Tapi banyak yang bilang kalau kadang mbah Payem suka galak juga.